Nama Program Studi Ilmu Komunikasi - S1 Akreditasi Program Studi C Status Program Studi Aktif Tanggal Akreditasi 4 Desember 2018 4-12-2018 Tanggal Berdiri 7 Februari 2017 7-2-2017 SK Penyelenggaraan 122/KPT/I/2017 Tanggal SK 7 Februari 2017 7-2-2017 Alamat Jalan Kapten Suparman 39 Magelang Kota/Kabupaten Kec. Magelang Utara Kota Magelang Prov. Jawa Tengah Logo Perguruan Tinggi ProgramStudi Ilmu Komunikasi Universitas Tidar UNTIDAR merupakan program studi barudi UNTIDAR berdasarkan keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan PendidikanTinggi Nomor 122/KPT/I/2017. Program Studi Ilmu Komunikasi berupaya untukmemberikan kontribusi kepada institusi UNTIDAR, masyarakat, bangsa, dan negaradengan menghasilkan ahli komunikasi yang memiliki kompetensi secara teoritismaupun praktis yang professional serta beretika moral yang baik. Setiapmahasiswa dapat mengambil mata kuliah pilihan yang ditawarkan sesuai denganminat mahasiswa masing- masing. Peminatan Studi Media berusaha menghasilkansarjana yang terampil dibidang jurnalistik serta peka terhadap isu isu dalammedia di era dinamika global. Oleh karena itu, dalam peminatan Studi Mediamenuntut mahasiswanya untuk menguasai keahlian di berbagai media informasi, teknologikomunikasi, serta etika komunikas. Peminatan Hubungan Masyarakat berupayamenghasilkan sarjana yang terampil di bidang profesi Humas. Mereka dibekaliaspek filosofi, teoritis dan prakek kehumasan. Lulusan Program Studi IlmuKomunikasi UNTIDAR menyandang gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Visi Program Studi Menjadipusat pengembangan studi media dan kehumasan yang mengutamakan keseimbanganilmu pengetahuan, keterampilan, dan etika pada tahun 2028 Misi Program Studi 1. Menyelenggarakanpendidikan serta pengembangan keilmuan di bidang Ilmu Komunikasi dalam lingkupteoritis dan praktis2. Menyelenggarakanpenelitian di bidang komunikasi secara komprehensif dan berkualitas yang dapatbermanfaat bagi bangsa dan negara3. Melakukanpengabdian dan mengembangkan potensi masyarakat dengan memanfaatkan kompetensiIlmu Komunikasi dan wawasan kewirausahaan untuk pemberdayaan masyarakat4. Menjalinkerjasama dengan industri komunikasi dan institusi pendidikan lain dalampengembangan ilmu Kompetensi Dasar Program Studi Lulusan program Sarjana Ilmu Komunikasi UNTIDARdiharapkan mampu menganalisis masalah-masalah komunikasi sesuai dengan teoridan perkembangan bidang ilmu komunikasi. Tujuan Kompetensi Khusus program studiS1 Ilmu Komunikasi adalah agar para lulusan mampu1. menerapkan konsep-konsep dan kaidah kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara Indonesia dalam kehidupan sehari-haridan dalam menunjang keilmuannya;2. menjelaskankonsep-konsep dasar ilmu sosial dan ilmu politik dan mengaitkannya dengankonsep-konsep dasar ilmu komunikasi;3. menganalisis perubahan di bidang sosial, politikdan ekonomi khususnya yang berkaitan dengan dinamika dan fenomena sertapermasalahan komunikasi. Sumber DIKTI, KEMDIKBUD BERITA PROGRAM STUDI
secarafaktual, banyak orang yang butuh ilmu komunikasi ketika hendak memasarkan sesuatu, meyakinkan sesuatu, memberitahukan sesuatu. Pendek kata sesuatu itu hanya bisa menjadi sesuatu setelah dikomuni kasikan. Komunikasi itu penting bukan hanya pada tataran empirik (dalam realitas kehidupan), namun juga penting dipahami dan dikuasai pada
Hayo… Siapa dari kamu yang masih menganggap bahwa S1, S2 dan S3 hanyalah tahapan atau tingkatan dari dunia kuliah? Well, sebenarnya, memang benar, sih, S1, S2, S3 merupakan tahapan dari dunia kuliah, akan tetapi, program-program tersebut nggak hanya sekedar tahapan dari dunia kuliah, saja, lho. Di setiap program, baik itu S1 yang biasa disebut program sarjana, S2 yang biasa disebut program magister dan S3 yang biasa disebut program doktoral, ketiganya, sama-sama memiliki tujuannya dan juga fungsinya masing-masing. Jadi, S1, S2 dan S3, nggak sama seperti di sekolah, yang dimana, disetiap tingkatan, kamu memiliki cara belajar yang sama, tujuan yang sama, fungsi yang sama dan sebagainya. Program ini pun tidak sama seperti program diploma. Seperti yang kita tahu, kalau kamu ingin berkuliah di program D2, D3 atau D4, kamu nggak harus memulainya dari D1. Nah, kalau kamu ingin berkuliah ke S2 atau S3, kamu harus menjalaninya secara bertahap, yaitu dimulai dari S1 terlebih dahulu. Memangnya, kenapa, sih, kalau mau kuliah S2 atau S3 harus dimulai dari S1, terlebih dahulu? Karena, program S2 dan S3 merupakan program lanjutan dari program sebelumnya. Misalnya, nih, ketika kamu S1, kamu mengambil Program Studi Ilmu Komunikasi, maka ketika kamu S2, kamu akan mempelajari ilmu komunikasi lebih dalam dan lebih detail dari sebelumnya. Nah, selain kamu akan mempelajari ilmumu secara lebih mendalam, ada lagi, lho, hal-hal yang membedakan program S1, S2 dan S3 ini. Ada apa saja, ya? Yuk simak poin-poin dibawah ini! 1. Perbedaan SKS dan waktu kuliah Yap, yang menjadi perbedaan mendasarkan antara S1, S2, dan S3 ialah perbedaan dalam hal SKS dan juga waktu kuliahnya. Ketika kamu masih di S1, beban SKS yang harus kamu selesaikan ialah diantara 144 hingga 160 SKS. Kamu pun harus menyelesaikan SKS ini dalam kurun waktu empat tahun alias delapan semester. Sedangkan kalau S2, menurut laman website Institut Teknologi Sepuluh November atau ITS, sesuai dengan kurikulum baru tahun 2018 hingga 2023, program S2 atau magister memiliki beban SKS yang harus diselesaikan yaitu tiga puluh enam SKS. Beban SKS ini dapat diselesaikan dalam waktu dua tahun atau empat semester. Terakhir, program S3 atau doktoral, pada umumnya dapat diselesaikan dalam kurun waktu tiga setengah tahun hingga lima tahun. Bisa dikatakan juga kalau S3 ini terdiri dari enam hingga empat belas semester. Tetapi, biasanya, setiap jurusan dan universitas memiliki kebijakan beban SKS yang berbeda-beda. 2. Perbedaan Fungsi dan Tujuan Ketika kamu di S1, biasanya, kamu akan lebih sering diajari tentang berbagai macam teori dari ilmu atau program studi yang kamu ambil. Kalau kamu mengambil Program Studi Sosiologi, kamu akan mempelajari banyak sekali teori-teori Sosiologi, baik itu Teori Sosiologi Klasik dan juga Teori Sosiologi Modern. Tujuan dari adanya S1 ialah untuk mengenalkan para mahasiswa pada bidang atau jurusan yang diminati dan membekalinya untuk berpikir secara sistematis. Walaupun S1 lebih banyak mempelajari tentang teori-teori, akan tetapi, kamu juga akan mempelajari tentang penelitian juga, kok, gaes. Kalau S2, program ini dapat dikatakan sebagai program advance atau program yang lebih tinggi daripada program yang sebelumnya. S2 ini pun dapat dikatakan sebagai program lanjutan yang dimana kamu akan mempelajari suatu ilmu secara lebih detail dan mendalam. Sedangkan S3, memiliki tujuan yaitu untuk menghasilkan individu yang mampu mengembangkan bidang minat. Para mahasiswa S3 ini akan diarahkan untuk bisa melakukan penelitian secara mandiri. Biasanya, nih, gaes, dosen-dosen di S3, lebih memiliki sifat yang perfeksionis dan detail, lho. 3. Syarat Kelulusan Well, ketika kamu S1, kamu akan lulus jika kamu menyelesaikan skripsi terlebih dahulu. Sedangkan ketika kamu sudah menjalani S2, kamu akan mengerjakan tesis sebagai syarat kelulusanmu. Terakhir, kalau kamu sedang menjalankan S3, kamu akan mengerjakan disertasi sebagai syarat kelulusan. Nah, bedanya apa, ya? Kalau skripsi, kamu akan lebih merumuskan penalaran ilmiah terhadap suatu fenomena. Kamu dituntut untuk menjelaskan suatu fenomena menggunakan suatu teori yang telah kamu pelajari sebelumnya. Selain itu, kamu juga harus menuliskan penjelasan-penjelasanmu dengan kaidah-kaidah penulisan skripsi yang baik dan benar. Sedangkan tesis, kamu akan dituntut untuk membuat suatu karya tulis yang dimana kamu harus mengembangkan teori yang kamu pilih. Selain itu, kamu pun harus menulis tesis dengan kaidah penulisan yang lebih baik dan benar jika dibandingkan dengan skripsi. Nah, yang terakhir, ketika kamu menulis disertasi, kamu nggak akan hanya megetes suatu teori, apakah teori tersebut masih relevan atau nggak dalam suatu fenomena akan tetapi kamu pun dituntut untuk membuka suatu terobosan baru. Kamu harus bisa membuka kemungkinan pengajuan suatu terobosan teoritis yang baru. *** Nah, dari perbedaan-perbedaan yang sudah dipaparkan, bagaimana, nih, gaes? Apakah kamu sudah bisa membedakan antara S1, S2 dan S3? Baca juga Apa Sih, Bedanya D1, D2, D3, D4 dan S1? Apa, Sih, Bedanya Jurusan Ilmu Murni dan Jurusan Pendidikan? Apa, Sih, Bedanya Agribisnis, Agroteknologi dan Agroindustri? Sumber gambar
Ifah(temen kampus banyakan maggil Ipeh), Alhamdulillah sudah menyelesaikan kuliah di Program Studi S1 Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Gadjah Mada di tahun 2019. Masuk tahun 2015 dan akhirnya memilih konsentrasi Public Relations sebagai bidang yang ditekuni (nggak tekun-tekun banget si wkwk).
Komunikasi strategis merupakan salah satu peminatan ilmu komunikasi sumber freepik Kamu mungkin sudah familiar dengan jurusan Ilmu Komunikasi. Secara praktis, Ilmu Komunikasi merupakan program studi perguruan tinggi PT yang mempelajari komunikasi manusia yang dilakukan dalam berbagai tingkatan, mulai dari individu, periklanan/publisitas, media, interkultural, komunikasi politik, hingga komunikasi media sosial. Namun, artikel ini hanya akan membahas jurusan komunikasi strategis. Singkatnya, meskipun jurusan ini secara umum mencakup apa yang dipelajari di ilmu Komunikasi, mahasiswa juga secara khusus dibekali dengan keterampilan komunikasi terapan, membuat lulusan berikutnya lebih relevan dengan kebutuhan industri masa depan. Baca Juga Komunikasi Strategis Definisi Komunikasi Strategis Komunikasi strategis mengacu pada seni dan ilmu mempengaruhi peristiwa untuk mencapai hasil strategis. Komunikasi strategis mencakup setiap pesan, ide, atau dapat merujuk pada tindakan, atau distribusi data. Ilmu ini dipergunakan untuk memenuhi tujuan strategis jangka panjang dari suatu organisasi dengan memungkinkan fasilitasi perencanaan jangka panjang yang efektif, atau memungkinkan pengambilan keputusan yang lebih baik, atau mempengaruhi situasi sedemikian rupa. Komunikasi strategis juga digunakan ketika menerapkan perubahan atau mengembangkan strategi baru. Terkadang tidak ada jalan yang jelas untuk mencapai tujuan tertentu. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan strategi dan teknik komunikasi strategis. Komunikasi strategis dalam bisnis bukanlah hal baru. Namun, munculnya media sosial telah membawa tantangan baru bagi pengembangan dan penerapan prinsip-prinsip komunikasi strategis yang efektif. Media sosial memungkinkan orang dan organisasi untuk berkomunikasi dan berbagi informasi secara instan. Kemampuan untuk terhubung dan berinteraksi ini telah mempercepat laju inovasi dan perubahan organisasi. Selain itu, penggunaan situs media sosial seperti Facebook, Twitter, YouTube, dan LinkedIn telah sangat membantu dalam meningkatkan kehadiran pribadi dalam organisasi. Apa Yang dipelajari dan dikuasai oleh mahasiswa Jurusan ini? Siswa belajar tentang berbagai jenis komunikasi strategis ketika mengambil kursus komunikasi. Kelas-kelas ini membantu siswa mempelajari prinsip-prinsip dasar dari metode komunikasi ini. Langkah pertama menuju implementasi komunikasi strategis adalah mengembangkan budaya. Hal ini dapat dilakukan dengan merekrut pemimpin yang mampu menyampaikan informasi mengenai visi dan misi perusahaan, serta sejarah dan latar belakang organisasi. Dengan mengintegrasikan perencanaan strategis dengan masalah sosial, siswa belajar bagaimana menggunakan komunikasi secara efektif untuk memecahkan masalah, mendorong perubahan, dan memecahkan masalah yang kompleks. Salah satu komponen terpenting dari sistem pembelajaran ini adalah humas. Profesional PR memfasilitasi citra organisasi, dan memberikan suara untuk isu-isu yang mungkin tidak didiskusikan secara terbuka di dalam organisasi. Mereka juga berfungsi sebagai advokat bagi karyawan, pelanggan, pemerintah, dan pihak berkepentingan lainnya. Akibatnya, penting bagi para profesional di bidang PR untuk sering berinteraksi dengan orang-orang di luar profesi mereka sendiri, serta orang-orang di dalamnya. Ketika profesional PR menggunakan berbagai bentuk komunikasi untuk berkomunikasi dengan publik, mereka juga menciptakan platform yang kuat di mana isu-isu sosial yang positif dapat dibagikan dan didiskusikan. Mendefinisikan komunikasi strategis juga merupakan salah satu bagian yang lebih menyenangkan untuk dipelajari selama kursus komunikasi strategis. Belajar tentang berbagai cara di mana komunikasi strategis dapat digunakan sangat penting, dan dengan mempelajari masing-masing metode ini, seseorang dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang cara kerjanya dan apa yang mereka capai. Setelah semua metode komunikasi strategis telah ditentukan, siswa dapat melanjutkan untuk mendefinisikan tujuan dan sasaran tertentu, serta mendefinisikan ukuran keberhasilan yang berbeda. Akhirnya, mempelajari tentang strategi pemasaran dan menggunakannya untuk menciptakan strategi untuk audiens atau kelompok tertentu bisa sangat berharga dalam hal menerapkan teknik periklanan yang sukses. Jenis-Jenis Komunikasi Strategis Komunikasi strategis tidak hanya tentang membuat rencana untuk berkomunikasi dengan khalayak dan kelompok tertentu, tetapi juga untuk berkomunikasi dengan masyarakat umum. Ada dua jenis utama komunikasi strategis, yaitu antar budaya dan komersial. Komunikasi strategis antarbudaya melibatkan komunikasi dengan audiens internasional yang ditargetkan. Komunikasi strategis komersial biasanya dilakukan secara internal, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh bisnis untuk menjangkau khalayak global. Proses di balik komunikasi antarbudaya komersial yang efektif sangat sederhana, karena yang diperlukan hanyalah komunikator untuk memahami audiens sasaran, dan kemudian menyampaikan pesan dengan cara yang jelas dan ringkas, dengan menggunakan bahasa yang mudah dipahami oleh siapa saja. Sederhananya, komunikasi yang efektif membutuhkan terjemahan yang baik. Baca Juga 5 Prospek Kerja Lulusan Komunikasi Strategis Kamu bisa mempelajari lebih lanjut tentang informasi menarik lainnya melalui official website UMN. Di website tersebut kamu juga bisa memilih prosedur pendaftaran online sesuai dengan pilihanmu. Yuk, daftar sekarang dan mulai karir kamu bersama UMN! Sumber
aFuE.